![]() |
Art belongs to artist. I'm use just for showing my love for VIXX |
Aku menyukai Hinata sejak pertama kali melihat serial Naruto di TV saat SD. Meskipun aku harus jujur, aku dulu sangat benci nonton anime Naruto karena atensi sahabatku selalu tertuju pada anime ini setiap ditayangkan di TV dan aku benci diabaikan. Tapi aku lebih benci lagi jika sahabatku menonton anime ini dengan orang lain.
Yes, I'm possessive with my best friend and with something I think precious.
Tapi karena dia, aku jadi mengenal dunia tulis menulis. Aku selalu meniru apa yang sahabatku lakukan. Dia bisa menulis, akupun memaksa diriku untuk bisa. Meskipun karya pertamaku sangat mirip dengan milik temanku. Njiplak persis dan dia tidak marah padaku.
Karena dia tahu aku mudah iri dengan kemampuan orang lain dan baginya aku hanya orang yang membutuhkan orang yang tepat untuk menemukan apa yang sebenarnya aku sukai.
Saat SMP, aku melupakan eksistensi Naruto dan lebih menyukai One Piece. Aku lebih suka membaca komik serial ini daripada Naruto, bahkan seumur hidupku, aku baru baca 1 volume komik ini. Itupun kepaksa karena sahabatku meminjamkannya.
Sampai SMA, akhirnya aku mengetahui eksistensi sebuah tempat bernama fanfiction.net dari seorang temanku. Tapi jauh sebelum aku menemukan website FFn, aku beberapa kali menuliskan fanfik di blog lamaku. Blog yang aku lupa apa alamat emailnya dan penuh dengan aib saking alaynya bahasa yang aku gunakan. Tapi aku ingat pairing fanfic apa yang aku buat di sana, GaaHina.
Jauh sebelum aku mengenal apa itu crack pairing, aku sudah mencintainya. Alasannya mudah, aku menyukai Hinata dan Gaara. Aku bahkan lebih berharap jika nanti canon (waktu itu), aku hanya ingin GaaHina. Tapi apa daya, mereka berinteraksi saja tidak pernah, bagaimana mau bersatu? :') #DeritaCrackPairing
Aku juga debut di FNI, dengan nama asliku dan pairing pertamaku adalah GaaHina. Awalnya aku menulis karena mengejar review, aku ingin terkenal, aku ingin semua orang tahu kalau aku bisa menulis dan mereka menyukai karyaku. Dan aku pernah menang di IFA pada tahun yang sama aku debut. Suatu penghargaan yang tidak aku duga akan mendapatkannya mengingat betapa hijaunya aku di dunia fanfiksi.
Lalu setelah mendapatkan penghargaan IFA dan euforia yang aku rasakan sudah habis, aku bertanya pada diriku sendiri.
This is right? I'm writing not because want win this event, but just for make people love my writing. The most important thing ... I seems don't care with my writing style and just thinking for get review.
Dan akupun merubah pemikiranku untuk menulis fanfic. Aku menulis untuk membuat diriku bahagia. Review bukan lagi menjadi tujuan utamaku dan jangan biarkan review sedikit membuatku tidak menulis. Tujuanku hanya ingin bahagia.
Sesederhana itu, sesederhana aku mencintai seseorang yang tidak bisa kumiliki sampai detik ini karena kesalahpahaman.
Tapi pada akhirnya aku memilih untuk berhenti. Aku memang menyukai saat orang-orang memperhatikan karyaku dan menghargainya. Namun belakangan hal itu malah menjadi bumerang bagiku sendiri. Aku tertekan dengan semua itu. Aku merindukan saat aku diperhatikan dengan secukupnya, bukan berlebihan seperti itu.
Dan juga waktu itu aku benar-benar muak dengan orang-orang yang menghina Hinata karena berakhir dengan Naruto. Apalagi membandingkan dengan tokoh you-know-who yang membuatku semakin sakit dan membuatku meninggalkan FFn. Meminta pada diriku sendiri untuk jangan pernah lagi kembali ke sana, lupakan dan cari kebahagiaan lain dengan hal lainnya.
Itu sempat berhasil ... sampai akhir tahun 2015. Aku membuat akun baru, ingin mengisinya lagi. Tapi begitu mengetikkan nama tokoh fiksi, aku merasa jijik. Aku mual dan memutuskan untuk berhenti. Begitu terus sampai aku menyerah dan melupakan ide untuk kembali ke FFn dengan akun baru, melupakan untuk kembali ke rumah keduaku.
Tapi ternyata takdir tetap memaksaku untuk kembali. Pada kenyataanya, aku merindukan FFn. Aku merindukan membaca fanfiksi buatan orang-orang, tapi saat aku membukanya apa yang kutemukan? Tulisan yang berantakan, memaksa untuk memberikan review atau tidak dilanjutkan cerita itu dan dengan sengaja membuat cerita 'kesukaan sejuta umat' dengan membuat tokoh perempuan favoritku menjadi orang ketiga.
Okay, enough. I'm back to FFn, stand with my favorite chara and not let people to make my favorite chara being useless or being slut. Watch out bitch, I'm not easy with you.
Meskipun awalnya sulit, karena tujuanku kali ini bukan untuk mengejar review lagi tapi memberikan kualitas pada setiap pembaca yang mampir ke fanficku sementara di saat bersamaan aku juga harus berjuang untuk mengatasi rasa jijik untuk kembali ke FFn. Beberapa orang bilang itu writer block, beberapa orang lainnya bilang mungkin alam bawah sadarku untuk berhenti bermain dan saatnya ke tempat serius, menerbitkan novel misalnya.
Jadi ... jika ada yang terlalu penasaran denganku sampai membaca seluruh blog ini dan menemukan postingan ini, maka satu hal yang pasti bisa aku katakan padamu.
Aku pemain lama di FFn. Aku hanya datang dengan akun baru karena aku ingin memulai semuanya dari awal lagi. Aku hanya ingin melindungi apa yang menurutku berharga dan kurasa sahabatku (yang sekarang kami tidak bisa saling menghubingi lagi karena lost contact) juga akan mendukung keputusanku ini.
Tapi meskipun dengan fakta di atas, aku harap kalian perlakukan aku dengan setara seperti lainnya. Berikan review jika kalian ingin, bukan karena kasihan ataupun takut aku tidak melanjutkan fanfic tersebut. Aku menulis dengan atau bahkan tanpa review sekalipun, karena aku mencintai Hinata. Berikan aku kritik jika karyaku kurang memuaskan dari segi penulisan, bukan dari segi plot ataupun pairing.
Aku Hinata centric dan aku tidak akan menuliskan cerita karakter tanpa Hinata di dalamnya sebagai tokoh utama. Satu-satunya tokoh perempuan di Naruto yang aku sukai selain Hinata adalah Ino, karena ... she actually deserve much attention rather than one chara *hints, she get category 'must annoying heroine and useless development', lol*
Silahkan juga kalau mau flame karena pairing yang aku gunakan, aku tidak peduli. Justru aku akan menertawakan flame ini, karena membuktikan bahwa orang tersebut hopeless dan aku febeles. Kamu pikir aku takut dengan flame? Justru ini bisa saja aku membalasnya dengan membuat semakin banyak karya dengan pairing yang dibencinya sampai dia muak sendiri.
Amber Lamarr.Amber is stone with hardness 7.5 mohs and for me, this the most beautiful stone after diamond. My favorite singer, Amber Liu one of the biggest reason why I'm use this name.Lamarr is family name one woman (but for me, she my wonder woman). Without her, we never know WiFi and I'm totally addict with Internet, the place can't be exist today without the invention.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar